Kumpulan Do'a Ketika di Mesjid


Agama Islam adalah Agama yang RAHMATAN LIL 'ALAMIIN, karena segala sesuatu, kapanpun dan dimanapun diatur dari bangun tidur sampai tidur lagi. Tidak terkecuali ketika berada di Masjid, banyak contoh uswatun hasanah (contoh yang baik) dan Do'a dari Nabi kita Muhammad SAW yang bila di laksanakan maka akan mendapat pahala. 

Berikut adalah akhlak Nabi SAW (Do'a) ketika berada di Masjid.


1. Do'a ketika pergi (perjalanan) ke Masjid

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ شِمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا ,اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِيْ قَبْرِيْ … ونُوْرًا فِيْ عِظَامِيْ ,وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا ,وَهَبْ لِيْ نُوْرًا عَلَى نُوْرٍ

“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”* [Ya Allah, ciptakan-lah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”]**, [“Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”]***, [“dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”]****

* Hal ini semuanya disebutkan dalam Bukhari: 11/116 no.6316, dan Muslim: 1/526, 529, 530, no. 763.
** HR. At-Tirmidzi no.3419, 5/483.
*** HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 695, hal.258. Al-Albani menyatakan isnadnya shahih, dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, no. 536.
**** Disebutkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, dengan menisbatkannya kepada Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab Ad-Du’a. Lihat Fathul Bari: 11/118. Katanya: “Dari berbagai macam riwayat, maka terkumpullah sebanyak dua puluh lima pekerti”. 

2. Do'a masuk Masjid

أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ) اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ)

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk.* Dengan nama Allah dan semoga shalawat ** dan salam tercurahkan kepada Rasulullah *** Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.” ****

* HR. Abu Dawud, lihat Shahih Al-Jami’ no.4591
** HR. Ibnu As-Sunni no.88, dinyatakan Al-Albani “hasan”.
*** HR. Abu Dawud, lihat Shahih Al-Jami’ 1/528.
**** HR. Muslim: 1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah “Allahummagh fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Al-Albani menshahihkannya karena beberapa syahid. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/128-129.

3. Do'a keluar Masjid

بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepada-Mu dari karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk” Tambahan: Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah: 129.

4. Do'a ketika mendengar Adzan

يَقُوْلُ مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ إِلاَّ فِيْ (حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ وَ حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ) فَيُبْدِلُهُمَا: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Seseorang yang mendengarkan adzan, hendaklah mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat: Hayya ‘alash shalaah dan Hayya ‘alal falaah. Maka mengucapkan: ’Laa haula wala quwwata Illa billah’ HR. Bukhari: 1/152, Muslim: 1/288.

5. Do'a sesudah Adzan

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ، ) إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ)

“Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi SAW) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji” **

* HR. Muslim: 1/288.
** HR. Bukhari: 1/152. Untuk kalimat: ‘Innaka laatukhliful mii’aad’, menurut riwayat Baihaqi: 1/410, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, hal.38.

Selanjutnya Berdo’a untuk diri sendiri antara adzan dan iqamah, sebab do’ pada waktu itu dikabulkan. HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Ghalil: 1/262.

6. Do'a setelah wudhu

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya” HR. Muslim: 1/209.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci” HR. At-Tirmidzi: 1/78, dan lihat Shahih At-Tirmidzi: 1/18. 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepada-Mu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq di sembah selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu” HR. An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah, halaman; 173 dan lihat Irwa’ul Ghalil: 1/135 dan 2/94.

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon